Trader sukses yang populer dengan julukan "Quant King" Hedge
Fund dan juga menjadi pengajar di universitas Massachusetts Institute of
Technology (MIT) dan Harvard.
Jim Simons lahir pada tahun 1938 di Brookline, Massachussets.
Ia sudah jatuh
cinta dengan matematika sejak kecil. Usia 14 tahun, Simons pernah bekerja
sebagai petugas kebersihan di toko distributor alat-alat kebun.
Tahun 1955, Simons berhasil diterima di
universitas mengambil jurusan matematika. Setelah lulus, ia melanjutkan
studinya ke University of California, Berkley, untuk mengambil titel doktor dan
menyelesaikannya di usia 23 tahun. Kemudian, Simons diangkat menjadi dosen
matematika untuk MIT dan Harvard. Tahun 1964, Simons direkrut oleh The
Institute for Defense Analyses (IDA), lembaga yang berperan besar dalam
keahliannya sebagai pemecah kode-kode matematika.
Simons keluar dari IDA empat tahun kemudian, dan menjadi ketua departemen matematika di Stony Brook University. Di sana, ia membantu mengembangkan formula-formula inti matematika dan fisika. Pada tahun 1978, Simons mulai melebarkan haluan dengan mendalami ilmu finance dan membentuk tim Hedge Fund Monemeterics.
Simons keluar dari IDA empat tahun kemudian, dan menjadi ketua departemen matematika di Stony Brook University. Di sana, ia membantu mengembangkan formula-formula inti matematika dan fisika. Pada tahun 1978, Simons mulai melebarkan haluan dengan mendalami ilmu finance dan membentuk tim Hedge Fund Monemeterics.
Kisah Sukses Jim Simons Kendati telah memetik buah kesuksesan dalam bidang yang
digemarinya dengan memenangi penghargaan sebagai matematikawan dan master code
breaker untuk IDA.
Dalam sebuah video wawancara dengan TEDx, Simons mengatakan bahwa keputusannya untuk mendalami dunia finansial adalah karena dirinya lelah. "Ketika saya mulai trading, sebenarnya saya sedang sedikit capek dengan matematika.
Dalam sebuah video wawancara dengan TEDx, Simons mengatakan bahwa keputusannya untuk mendalami dunia finansial adalah karena dirinya lelah. "Ketika saya mulai trading, sebenarnya saya sedang sedikit capek dengan matematika.
Umur saya sudah di akhir 30-an, tapi
uang saya hanya sedikit. Saya pun mulai trading dan ternyata berjalan sangat
lancar. Awalnya, saya mendapatkan uang murni karena keberuntungan. Karena
(trading) jelas bukan model matematika." cerita Simons. "Tapi,
setelah mengamati data, akhirnya saya menyadari bahwa ada sebuah struktur yang
teratur di sini (dunia trading).
Saya pun mempekerjakan beberapa orang
ahli matematika dan kami mulai membuat beberapa model, seperti yang kami
lakukan di IDA, mendesain algoritma kemudian mengujinya di komputer. Kadang
cocok, kadang tidak cocok, semacam itu." Tim itulah hedge fund
Monemetrics, yang menjadi cikal bakal Renaissance Technologies. Jim Simons
trader sukses sekaligus pria terkaya nomor 67 sedunia versi Forbes ini
benar-benar memulai Hedge Fund-nya dari nol.
Uniknya, ia hanya mempekerjakan ilmuwan
sains untuk membesarkan usaha tradingnya, antara lain para ahli matematika,
ahli fisika, dan astronom. Tak ada ahli finansial atau ekonomi. "(Itu
karena) Saya benar-benar tidak tahu bagaimana mengkaryakan seseorang untuk
menjalankan trading fundamental.
Saya mempekerjakan hanya sedikit orang.
Ada yang berhasil dapat uang, ada juga yang tidak." kenang Simons.
"Tapi saya sangat paham bagaimana memberdayakan para ilmuwan karena saya
punya selera khusus di bidang itu. Jadi itulah yang kami lakukan.
Perlahan-lahan, model-model yang kami rancang pun membaik dan membaik." Jim Simons Dan Renaissance Technologies Simons tampak sudah menemukan celahnya. Tahun 1982, ia mengembangkan usaha tradingnya dan membentuk perusahaan Hedge Fund bernama Renaissance Technologies.
Perlahan-lahan, model-model yang kami rancang pun membaik dan membaik." Jim Simons Dan Renaissance Technologies Simons tampak sudah menemukan celahnya. Tahun 1982, ia mengembangkan usaha tradingnya dan membentuk perusahaan Hedge Fund bernama Renaissance Technologies.
Tahun 1988 ia memutuskan untuk
menggunakan quantitative analysis sebagai satu-satunya metode untuk memutuskan
perdagangan mana yang layak dimasuki. Seperti awalnya, Renaissance Technologies
masih mengkaryakan orang-orang sains murni saja seperti ahli matematika, analis
data, programmer, ahli fisika, dan ahli kriptografi.
Sang Quant King mengembangkan usahanya dengan pesat hanya dengan mengembangkan bidang yang sudah menjadi keahliannya, yakni matematika, dengan merumuskannya secara lebih kompleks. Seiring waktu, Renaissance Technologies dikenal sebagai Hedge Fund binaan ahli sains yang diakui dunia karena portofolio tradingnya yang luar biasa. Meski sempat jatuh pada tahun 1989, mereka bangkit lagi, dan makin perkasa.
Sang Quant King mengembangkan usahanya dengan pesat hanya dengan mengembangkan bidang yang sudah menjadi keahliannya, yakni matematika, dengan merumuskannya secara lebih kompleks. Seiring waktu, Renaissance Technologies dikenal sebagai Hedge Fund binaan ahli sains yang diakui dunia karena portofolio tradingnya yang luar biasa. Meski sempat jatuh pada tahun 1989, mereka bangkit lagi, dan makin perkasa.
Tahun 1994, Simons bersama istrinya, Marilyn Simons, membentuk yayasan The
Simons Foundation untuk mendukung riset-riset ilmu pengetahuan, pendidikan, dan
kesehatan.
Simons juga menyumbangkan lebih 1 miliar dolar AS kekayaannya untuk mendukung penelitian terhadap autisme. Di samping itu, Simons juga mendirikan Math for America, lembaga yang bertujuan untuk mengembangkan peran dan kemampuan mengajar para guru matematika dan sains.
Simons juga menyumbangkan lebih 1 miliar dolar AS kekayaannya untuk mendukung penelitian terhadap autisme. Di samping itu, Simons juga mendirikan Math for America, lembaga yang bertujuan untuk mengembangkan peran dan kemampuan mengajar para guru matematika dan sains.
3 Kunci Trader Sukses Jim Simons
1. Mempekerjakan Lulusan Ilmu Sains
Seperti yang telah dijabarkan di atas, dalam mendirikan Hedge Fund-nya, Jim
Simons tidak mempekerjakan orang dari bidang ilmu ekonomi ataupun finansial.
Selain karena Simons sadar dirinya bukan ahli dari bidang tersebut, ia juga
optimis bahwa pasar global dapat dibobol dengan ilmu pasti seperti yang
dimilikinya. Jim Simons trader sukses ini berkesimpulan bahwa dasar dari ilmu
keuangan adalah matematika.
2. Mengidentifikasi Strategi-Strategi
Trading Yang Menguntungkan Sesungguhnya, strategi apa yang digunakan oleh
Renaissance Technologies untuk menghasilkan uang merupakan rahasia besar. Akan
tetapi, dari latar belakang pendidikan orang-orangnya, disinyalir bahwa mereka
menggunakan strategi trading kuantitatif. Menurut sebuah artikel yang dimuat di
Bloomberg, para analis di sana mengidentifikasi inefisiensi pasar dan
mengupasnya habis-habisan menggunakan algoritma rahasia.
3. Jangan Membagikan Strategi Dengan
Siapapun Inilah tips yang paling terkenal dari Jim Simons. Ia adalah orang yang
sangat tertutup, sangat jarang tampil di televisi, ataupun wawancara dengan
media cetak. Selama 30 tahun perjalanan Renaissance Technologies, tak ada
satupun orang yang tahu pasti bagaimana perusahaan tersebut menghasilkan uang.
Saking rahasianya, Simons diberitakan pernah menuntut seorang mantan
karyawannya yang diduga membocorkan algoritma perusahaan mereka.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar